Selasa, 06 Desember 2011

Laporan Fiswan Termoregulasi Kel. 5


PRAKTIKUM 4
I.    Judul                          :
TERMOREGULASI

II.   Tujuan                       :
a.    Mempelajari perubahan aktivitas jantung Daphnia sp dalam berbagai temperatur lingkungan.
b.    Menentukan koefisien aktivitas (Q10)

III. Tanggal praktikum  :
9 NOVEMBER 2011

IV.    Pendahuluan
Hewan yang aktif biasanya hidup pada kisaran suhu yang sempit, dimulai beberapa derajat di bawah titik beku air murni (00C) hingga sekitar 50oC. Perhatian utama kita akan tertuju pada suhu tubuh makhluk hidup itu sendiri. Misalnya suhu tubuh manusia sekitar 37oC, meskipun berada di tempat dingin maupun di tempat mandi uap panas.
Metabolisme sangat sensitif terhadap perubahan suhu lingkungan internal seekor hewan misalnya laju resfirasi seluler meningkat seiring peningkatan suhu sampai titik tertentu dan kemudian menurun ketika suhu itu sudah cukup tinggi sehingga mulai mendenaturasi enzim sifat-sifat membran juga berubah dengan perubahan suhu setiap hewan mempunyai kisaran suhu yang optimum.
Termoreguasi melibatkan penyesuaian fisiologis dan periaku ektodermik dan endodermik, laju pertukaran panasnya dengan lingkungan eksternalnya dengan cara pendinginan melalui araporasi dan melalui respon perilaku burung dan mamalia dapat mengubah laju produksi panas metaboik insuasi, vasolidatasi dan penukar panas awan arus mengubah laju pertukaran panas mengeluarkan lidah berkeringat dan mandi berendam meningkatkan penguapan, sebagian besar hewan serangga dan hewan atau ikan membangkitkan panas metabolic melalui petukaran panas awan arus, beberapa invertebrate, amphibia dan reptilia mempertahankan suhu internal yang dapat ditoleris melalui penyesuaian perilaku. Mekanisme termoreguasi pada mamalia dan burung meliputi termogenenesis mengigil dan tak mengigil, insulasi oleh lemak rambut atau bulu, torpor menghemat energi selama kondisi lingkungan yang ekstrim, torpor meliputi penurunan laju metabolisme denyut jantung dan laju pernapasan serta membuat hewan tersebut mampu untuk sementara menahan suhu yang tidak sesuai atau kekurangan makanan dari air
·      INTERAKSI PERTUKARAN SUHU ANTARA HEWAN DAN LINGKUNGANNYA.
Termoregulasi adalah pemeliharaan suhu tubuh didalam suatu kisaran yang membuat sel-sel mampu berfungsi secara efisien ada empat proses fisik yang bertanggung jawab atas perolehan panas dan kehilangan panas yaitu:
a.    Konduksi yaitu perpindahan langsung gerakan termal (panas) antara moekul-moekul lingkungan dengan molekul –molekul permukaan tubuh misalnya seekor hewan duduk dalam kolam air dingin atau diatas batu yang panas panas akan selalu dihantarkan dari benda bersuhu lebih tinggi kebenda bersuhu lebih rendah.
b.    Konveksi yaitu perpindahn panas melalui pergerakan udara atau cairan melewati permukaan tubuh seperti ketika tiupan angin turut menghilangkan panas dari permukaan tubuh hewan yang berkulit kering.
c.    Radiasi yaitu pancaran gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh semua benda yang lebih hangat dari suhu yang absolute nol termasuk tubuh hewan dan matahari contohnya hewan menyerap panas radiasi dari matahari.
d.    Evaporasi atau penguapan adalah kehilangan panas dari permukaan cairan yang hilang berupa molekulnya yang berubah menjadi gas evaporasi air dari seekor hewan memberi efek pendinginan yang signifikan pada permukaakn hewan itu. Konveksi dan evaporasi merupakan penyebab kehiangan panas yang paling bervariasi.
·         SUHU DAN PANAS
Suhu biasanya diukur satuan derajat celcius (oC) meskipun dalam kimia fisik dan termodinamika biasanya digunakan suhu absolut yang dinyatakan dalam kelvin (K). Nol absolut berada pada – 273,165 oC. Hubungan suhu celcius (SC) dengan suhu absolut (SK) seperti berikut: SK = SC + 273,15 .
Jumlah panas yang dieprlukan untuk meningkatkan suhu tubuh hewan akan lebih sedikit dan daripada jumlah yang diperlukan untuk meningkatkan suhu air dalam jumlah massa yang sama. Kapasitas panas spesifik rata-rata tubuh mamalia sekitar 0,8. Jadi untuk meningkatkan suhu 1000 gram mamalia sebesar 1oC membutuhkan sekitar 800 kal.
Sebagian besar tubuh makhluk hidup terdiri dari air yang memiliki kapasitas panas spesifik 1,0 , sedangkan komponen lainnya (protein, tulang dan lemak) cenderung untuk menurunkan nilai ini.

V.           Alat dan Bahan
No
Alat
No
Bahan
1
Mikroskop
1
Kultur Daphnia sp
2
Stopwatch
2
Es Batu
3
Pipet Tetes


4
Beker Glass








VI.          Cara Kerja












Rounded Rectangle: Kultur Daphnia sp disiapkan, kemudian diletakkan di dalam Beker Glass yang berada pada suhu 5oC (diletakkan diatas es batu)






Rounded Rectangle: Lalu pindahkan seekor Daphnia dengan pipet tetes pada gelas objek yanng cekung atau pada cawan arloji, lalu lihat dibawah mikroskop.






Rounded Rectangle: Lakukaknlah pengamatan dengan perbesaran 25x, aturlah Daphnia agar jantung tampak jelas dan mudah mengikuti denyutnya.






Rounded Rectangle: Hitunglah jumlah denyut jantung interval 15 detik (gunakan stopwatch dan alat penghitung).






Rounded Rectangle: Buatlah tiga kali pengukuran dan hasilnya dirata-ratakan








Rounded Rectangle: Selanjutnya kultur Daphnia dipindahkan ke tempat yang suhu sebelumnya (15oC). Kemudian lakukanlah pengerjaan seperti diatas.



 


































Rounded Rectangle: Lakukan pula pengukuran denyut jantung untuk suhu 10oC, 15oC, 20oC. Dan 25oC





Rounded Rectangle: Buatlah grafik yang menyatakan hubungan antara jumlah denyut jantung per menit untuk tiap macam suhu lingkungan dan hitunglah Q10 pada setiap suhu pengukuran.
 







VII.         Hasil Pengamatan
Gbr. Daphnia sp
a.    Hasil Pengamatan Kelompok 5
NO
Suhu
Jumlah Denyut
(per 15 detik)
Rata-rata Denyut jantung (permenit)
Q10
1
10oC
35 Denyut




37 Denyut
35 x 4 = 140
0,8


33 Denyut


2
20oC
27 Denyut




27 Denyut
28 x 4 = 112
0,8


30 Denyut



b.    Hasil Pengamatan Kelompok 6

NO
Suhu
Jumlah Denyut
(per 15 detik)
Rata-rata Denyut jantung (permenit)
Q10
1
15oC
48 Denyut




52 Denyut
48,3 x 4 = 193,2
1,11


45 Denyut


2
25oC
57 Denyut




54 Denyut
55 x 4 = 220
1,11


51 Denyut




c.    Hasil Pengamatan Kelompok 7
NO
Suhu
Jumlah Denyut
(per 15 detik)
Rata-rata Denyut jantung (permenit)
Q10
1
20oC
38 Denyut




40 Denyut
38 x 4 = 152
08,1


36 Denyut


2
30oC
40 Denyut




41 Denyut
41,3 x 4 = 165,2
08,1


43Denyut




d.    Hasil Pengamatan Kelompok 8

NO
Suhu
Jumlah Denyut
(per 15 detik)
Rata-rata Denyut jantung (permenit)
Q10
1
25oC
27 Denyut




29 Denyut
29,3x 4 = 117,2
21,1


32 Denyut


2
35oC
34 Denyut




36 Denyut
35,6 x 4 = 142,4
21,1


37Denyut




VIII.       Pembahasan
Hewan yang aktif biasanya hidup pada kisaran suhu yang sempit, dimulai beberapa derajat di bawah titik beku air murni (00C) hingga sekitar 50oC. Perhatian utama kita akan tertuju pada suhu tubuh makhluk hidup itu sendiri. Misalnya suhu tubuh manusia sekitar 37oC, meskipun berada di tempat dingin maupun di tempat mandi uap panas.
Termoreguasi melibatkan penyesuaian fisiologis dan periaku ektodermik dan endodermik, laju pertukaran panasnya dengan lingkungan eksternalnya dengan cara pendinginan melalui araporasi dan melalui respon perilaku burung dan mamalia dapat mengubah laju produksi panas metaboik insuasi, vasolidatasi dan penukar panas awan arus mengubah laju pertukaran panas mengeluarkan lidah berkeringat dan mandi berendam meningkatkan penguapan, sebagian besar hewan serangga dan hewan atau ikan membangkitkan panas metabolic melalui petukaran panas awan arus, beberapa invertebrate, amphibia dan reptilia mempertahankan suhu internal yang dapat ditoleris melalui penyesuaian perilaku.

IX.          Ruang Lingkup laporan praktikum Termoregulasi :
a.    Profil Daphnia sp
Daphnia sp. termasuk ke dalam filum Arthropoda yang secara umum hidup di perairan tawar. Spesies-spesies dari genus Daphnia dapat ditemukan mulai dari daerah tropis hingga arktik dengan berbagai ukuran habitat mulai dari kolam kecil hingga perairan danau luas. Dari lima puluh spesies  genus Daphnia di seluruh dunia, hanya enam spesies yang secara umum dapat ditemukan di daerah tropis. Salah satunya adalah spesies Daphnia magna. Berikut merupakan susunan taksonomi dari Daphnia sp. antara lain :

Klasifikasi
Filum
Arthropoda
Subfilum
Crustacea
Kelas
Branchiopoda
Ordo
Cladocera
Famili
Daphnidae
Genus
Daphnia
Spesies
Daphnia magna


1.    Morfologi
Pembagian segmen tubuh Daphnia hampir tidak terlihat. Kepala menyatu, dengan bentuk membungkuk ke arah tubuh bagian bawah terlihat dengan jelas melalui lekukan yang jelas. Pada beberapa spesies sebagian besar anggota tubuh tertutup oleh carapace, dengan enam pasang kaki semu yang berada pada rongga perut. Bagian tubuh yang paling terlihat adalah mata, antenna dan sepasang seta. Pada beberapa jenis Daphnia, bagian carapace nya tembus cahaya dan tampak dengan jelas melalui mikroskop bagian dalam tubuhnya.
Beberapa Daphnia memakan crustacean dan rotifer kecil, tapi sebagian besar adalah filter feeder, memakan algae uniselular dan berbagai macam detritus organik termasuk protista dan bakteri. Daphnia juga memakan beberapa jenis ragi, tetapi hanya di lingkungan terkontrol seperti laboratorium. Pertumbuhannya dapat dikontrol dengan mudah dengan pemberian ragi. Partikel makanan yang tersaring kemudian dibentuk menjadi bolus yang akan turun melalui rongga pencernaan sampai penuh dan melalui anus ditempatkan di bagian ujung rongga pencernaan. Sepasang kaki pertama dan kedua digunakan untuk membentuk arus kecil saat mengeluarkan partikel makanan yang tidak mampu terserap. Organ Daphnia untuk berenang didukung oleh antenna kedua yang ukurannya lebih besar. Gerakan antenna ini sangat berpengaruh untuk gerakan melawan arus








2.    Reproduksi
Mekanisme reproduksi Daphnia adalah dengan cara parthenogenesis. Satu atau lebih individu muda dirawat dengan menempel pada tubuh induk. Daphnia yang baru menetas harus melakukan pergantian kulit (molting) beberapa kali sebelum tumbuh jadi dewasa sekitar satu pekan setelah menetas. Siklus hidup Daphnia sp. yaitu telur, anak, remaja dan dewasa. Pertambahan ukuran terjadi sesaat setelah telur menetas di dalam ruang pengeraman. Daphnia sp. dewasa berukuran 2,5 mm, anak pertama sebesar 0,8 mm dihasilkan secara parthenogenesis.
Daphnia sp. mulai menghasilkan anak pertama kali pada umur 4-6 hari. Adapun umur yang dapat dicapainya 12 hari. Setiap satu atau dua hari sekali, Daphnia sp. akan beranak 29 ekor, individu yang baru menetas sudah sama secara anatomi dengan individu dewasa (Gambar 2). Proses reproduksi ini akan berlanjut jika kondisi lingkungannya mendukung pertumbuhan. Jika kondisi tidak ideal baru akan dihasilkan individu jantan agar terjadi reproduksi seksual.
3.    Fisiologi
Beberapa Daphnia memakan crustacea dan rotifera kecil, namun sebagian besar Daphnia adalah filter feeder yang memakan algae uniselular dan berbagai macam detritus organik termasuk protista dan bakteri. Daphnia juga memakan beberapa jenis ragi, tetapi hanya pada lingkungan terkontrol seperti laboratorium. Pertumbuhan Daphnia dapat dikontrol dengan mudah dengan pemberian pakan ragi. Partikel makanan yang tersaring kemudian dibentuk menjadi bolus yang akan turun melalui rongga pencernaan sampai penuh dan melalui anus ditempatkan di bagian ujung rongga pencernaan.
4.    Kandungan Nutrisi Daphnia sp.
Kandungan nutrisi Daphnia bervariasi sesuai dengan ukuran dan usianya. Secara umum kandungan protein Daphnia adalah 50% dari berat keringnya. Pada beberapa spesies terukur kadar proteinnya lebih dari 70%. Pada fase dewasa kandungan lemaknya lebih besar daripada fase juvenil yaitu sekitar 20-27% pada individu dewasa dan 4-6% pada juvenile. Kandungan asam Daphnia juga sangat penting karena bermanfaat bagi larva ikan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesintasannya. Pada Moina, salah satu jenis dari Cladocera ditemukan omega-3 dalam jumlah yang sangat tinggi dan tubuhnya mengandung 95% air; 4% protein; 0,54% lemak; dan 0,15% abu.









b.    Grafik suhu (x) terhadap frekuensi denyut jantung/menit (y)
c.    Grafik Kenaikan Suhu (x) terhadap nilai Q10 (y)

d.    Hasil perhitungan Q10 dengan pernyataan Hk. Van’t Hoff
Hasil perhitungan Q10 dengan pernyataan Hukum Van’t Hoff sesuai, yang menyatakan bahwa setiap kenaikan 100C akan meningkatkan laju konsumsi oksigen atau denyut jantung sebesar 2-3 kali kenaikan. Pada hasil praktikum dengan perhitungan Q10 didapatkan hasil yang teratur. Dari suhu 100C ke 150C terjadi kenaikan nilai Q10, kemudian pada suhu 200C terjadi kenaikan yang signifikan. Bahkan pada suhu 250C.
X.           Kesimpulan
Termoregulasi adalah proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya supaya tetap konstan, paling tidak supaya suhu tubuhnya tidak mengalami perubahan yang terlalu besar. Tetapi tidak semua hewan mampu mempertahankan suhu tubuh yang konstan. Hewan yang mampu mempertahankan suhu tubuhnya dinamakan homoeterm, sedangkan yang tidak mampu mempertahankan suhu tubuh disebut poikiloterm
Termoreguasi melibatkan penyesuaian fisiologis dan periaku ektodermik dan endodermik, laju pertukaran panasnya dengan lingkungan eksternalnya dengan cara pendinginan melalui araporasi dan melalui respon perilaku burung dan mamalia dapat mengubah laju produksi panas metaboik insuasi, vasolidatasi dan penukar panas awan arus mengubah laju pertukaran panas mengeluarkan lidah berkeringat dan mandi berendam meningkatkan penguapan, sebagian besar hewan serangga dan hewan atau ikan membangkitkan panas metabolic melalui petukaran panas awan arus, beberapa invertebrate, amphibia dan reptilia mempertahankan suhu internal yang dapat ditoleris melalui penyesuaian perilaku.

XI.          Daftar Pustaka
Goenarso, Darmadi. 2005. Fisiologi Hewan. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wiwi . Isnaeni.  2006. Fisiologi Hewan.  Yogyakarta : Kanisius.
http://Bima.ipb.ac..id/Materi/bioogi/materi suhu tubuh/htm
http://diglib.lp mdk.web.id/gdl-termoreguasi/htm
http://pobersonaibaho.wordpress.com/2011/03/08/daphnia-sp-klasifikasi-morfologi-reproduksi-bacillus-subtilis-bakteri-nitrifikasi-sistem-kultur-zooplankton-parameter-kualitas-air/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar